Wednesday, June 24, 2015

Malewa dan Mangalewa

/indra nara persada

SUATU hari saya dihardik oleh seorang yang lebih tua, “Waang indak baradaik!

Tahu kenapa?

Hanya karena –sekali lagi– hanya karena saya ‘memberontak’ mengatakan, bahwa mayat yang sedang terbujur di rumah ibu saya harus segera dimandikan. Hanya karena saya tahu, bahwa mayat tak dibolehkan berlama-lama di atas rumah. Apalagi, mayat yang di rumah ibu saya waktu itu, sudah meninggal sejak kemarinnya. Ia meninggal karena tabrakan. Karena beberapa hal di rumah sakit, mayat terlambat dibawa ke rumah. Tak sempat dimakamkan hari itu juga.

Hari ini, sudah nyaris pula pukul 11.00. Artinya, hampir 24 jam mayat itu belum terkubur.

Sunday, June 7, 2015

Randai & Tantangan Teater Masa Kini


/indra nara persada


Ada pendapat yang membedakan antara teater rakyat dengan teater tradisional. Bahwa teater rakyat adalah teater yang tumbuh dan berkembang di tengah kalangan rakyat, sedangkan teater tradisional adalah teater yang hidup di kalangan kraton atau bangsawan. Randai tidak bisa dimasukkan ke dalam salah satunya saja. Randai ya teater rakyat ya teater tradisional. Randai berkembang di kalangan keturunan bangsawan dan juga berkembang di kalangan rakyat. Ini dikarenakan tidak terdapatnya perbedaan menyolok antara bangsawan dengan rakyat biasa dalam struktur masyarakat Minangkabau sejak dulunya. Raja adalah rakyat, rakyat adalah raja, begitu ringkasnya.

Randai adalah permainan anak muda. Pengertian anak muda di sini bukanlah berarti bahwa semua yang memainkan randai adalah anak muda. Terdapat juga beberapa orang tua yang ikut bermain. Hanya saja,